cheolst

07

-


-


“ sumpah gue kenyang banget. nanti bikinin lagi yaa hehehe “ seokmin tertawa dengan posisi telentang di lantai sambil mengusap perutnya. minghao hanya tersenyum sambil mengetik di HPnya. tapi dengan cepat raut wajahnya berubah menjadi murung.


“ lo kenapa hao? kok tiba-tiba murung gitu? lo masih mikirin soal yang ngeributin header? “


“ ngga, ini gue scroll di twitter terus ada yg aneh gitu jadi gue gasuka aja liatnya. “


seokmin mengangguk lalu kembali berguling di lantai.


jun mengamati perubahan raut wajah minghao dari kejauhan. minghao berbalik menatapnya sambil tersenyum pasrah sebelum kembali ke HPnya.


jun lalu menatap mingyu yang sedang bermain UN0 dengan soonyoung dan seungkwan.


frustasi, jun kembali duduk di dekat jendela sambil menyalakan HPnya agar pikirannya teralihkan.


saat matahari mulai terbenam, satu persatu temannya pulang ke rumah masing-masing. sampai jarum jam sudah menunjuk ke angka 5 hanya mingyu dan jun yang masih berada di kediaman xu.


keduanya sedang asik mengobrol di ruang tamu sampai akhirnya minghao turun dari tangga, rambutnya tertata rapi dan memakai kemeja putih berlengan panjang.


“ gue mau berangkat ke cafe. kalian pada pulang jam berapa? “ tanya minghao sambil memakai kaus kakinya.


“ mama pulang jam berapa emangnya? kalo masih lama gue mau sekalian mandi disini hehe “ sahut mingyu.


minghao mengecek jam dinding di ruang tamu,

“ hmm bentar lagi kayanya, jun jam berapa? “


“ bisa kapan aja sih gue. eh lo mau gue anterin ga ke cafe? “ tanya jun.


“ boleh, yaudah sok siap-siap— “


mingyu tiba-tiba berdiri dari sofa yang didudukinya, membuat minghao dan jun berbalik ke arah mingyu.


“ m-mending gue aja yang anterin. lo pulang aja deh jun, lo pasti cape kan hari ini? “ nada suaranya sedikit mengeras dan terdengar sedikit... gagap?


“ ngga kok, daritadi gue cuma main hp sama ngobrol aja. di sekolah juga ga main bola hari ini... “ jun menggeleng.


“ yaudah intinya gue aja yang anterin hao. lo gausah repot. “


“ gausah gyu gue ga— “ kalimat jun dipotong oleh mingyu.


“ gue aja yang anter hao, lo pulang aja. “ raut wajahnya berubah, alisnya mengerut. nadanya juga semakin menegas seperti mengusir jun.


“ lah lo kenapa sih? kok tiba-tiba gitu? “ alis jun ikut berkerut setelah melihat wajah dan mendengar nada bicaranya.


minghao kaget saat melihat keduanya. terutama mingyu, ia terlihat... kesal?


“ uhh lo pulang aja deh gyu, liat tuh muka lu merah keringetan terus rambut lo acak-acakan gara-gara habis lari-lari sama soonyoung kan “ ujar minghao sambil menghampiri mingyu untuk merapikan rambut sahabatnya dan mengusapnya pelan.


tatapan mingyu menjadi lembut setelah minghao merapikan rambutnya. setiap elusan, wajah minghao memerah lalu ia berhenti mengelus kepalanya sebelum makin memerah.


biarpun minghao ingin diantar mingyu, sahabatnya pasti sedang lelah dan mungkin itu yang membuatnya terlihat kesal. makanya minghao tidak ingin membebaninya.


“ gyu kamu pulang aja mending, daritadi lo main non-stop. gue bisa bareng jun. lo istirahat aja oke? “ minghao tersenyum manis kepada sahabatnya. akhirnya, mingyu menyerah. namun ia malah mematung.


“ ...mingyu? kok lu diem gitu? “ minghao menjentikkan jarinya membuat mingyu kembali sadar.


“ e-eh ngga gapapa... yaudah gue pulang. tiati kalian. “


mingyu tersenyum singkat tapi ada sesuatu yang aneh dibalik senyumannya. yang membuat jun dan minghao sedikit bingung.


“ lo juga tiati! “ balas minghao.


mingyu membalas senyum lagi lalu menutup pintu depan sedikit membanting membuat kedua temannya kaget.


“ duh mingyu kenapa lagi ya? tadi dia gagap ngomongnya terus sekarang tiba-tiba bengong sampe ngebanting pintu padahal tadi lagi biasa aja...“ minghao menghela napas sambil memakai jaketnya. jun tidak membalas apa-apa ia hanya terdiam, memproses.


“ jun? “


“ e-eh sorry, kenapa hao? “


“ ngga... tapi tadi lo tiba-tiba bengong soalnya. lo masih agak keganggu sama mingyu? “


“ n-ngga gue tadi agak kaget aja hehe. “


minghao tidak percaya tapi mengiyakan saja.


“ yaudah tapi kalo ada apa-apa cerita aja kalo mau. gue khawatir liat lo sama gyu lagi ga kaya biasanya... you know what i mean... “ minghao menepuk bahu jun lalu mengusapnya dengan pelan. jun hanya tertawa kecil.


“ hahaha ngga gue gapapa. berangkat sekarang yu? ntar lo telat loh. “


“ oh iyaya, yaudah yu. nih kunci motornya. “


-

-

-


“ hao lu kenapa? “ tanya jeonghan. tangan kanannya merangkul bahu minghao dan tangan kirinya sibuk menuangkan kopi ke dalam cangkir.


“ h-hah? gue gapapa kak, kenapa? “


“ daritadi gue liatin lo... kaya ga fokus terus lesu gitu, hari ini abis ngapain aja emang? “


“ ya sekolah aja kaya biasa terus main bareng yg lain. tapi bukan yang bikin keringetan gitu kok “


jeonghan terdiam sesaat lalu kembali menuangkan kopi.


“ berarti mingyu ya “


“ e-eh kok jadi mingyu? “


“ ya keliatan kalo bukan cape main berarti ini mah urusan hati “


“ ngga ih kak kayanya akunya lagi ga fit aja “ tolak minghao sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.


“ halah bohong. kita mungkin baru kenal 2 tahun doang tapi gue ga bodo soal ginian hao, keliatan banget di muka lu. gue tau persis lo orangnya selalu punya jalan kalo ada masalah tapi kalo masalah hati lo bisa pusing 7 keliling. “


bener apa kata jeonghan. biarpun keduanya baru 2 tahun mengenal satu sama lain, mereka sudah seperti berteman lebih dari 10 tahun. minghao ingat pertemuan pertamanya dengan jeonghan pada saat minghao baru pindah ke korea.


saat itu, seorang pria yang kira-kira berumur 20an membantu dan menyambut mereka dan kelihatannya dekat dengan keluarganya. minghao lalu dikenalkan kepada pria tersebut.


“ hao ini tetangga kita, anaknya pak yoon yang dulu pernah blablabla “ ibunya lalu bercerita tentang minghao tidak ingat dan tidak tahu apa.


minghao hanya mengangguk-ngangguk saja padahal dia sendiri tidak ingat siapa pak yoon dan siapa pria yang berdiri di hadapannya.


“ jeonghan, yoon jeonghan. salam kenal “ pria tersebut mengulurkan tangannya dan tersenyum manis.


minghao ikut tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.


“ xu minghao. salam kenal kak “


dari situ mereka menjadi sangat dekat. ia selalu membantu minghao dengan masalah entah itu pr sekolah ataupun mendengarkan curhatannya. ia seperti seorang kakak bagi minghao dan jeonghan juga menganggap minghao seperti adiknya sendiri.


beberapa bulan setelah berkenalan, minghao ingin membantu bekerja di cafe milik jeonghan yang lokasinya tidak jauh dengan rumah karena jeonghan sudah banyak membantu minghao dan keluarganya dan menurutnya, lumayan untuk menambah uang jajan dan pengalaman juga.


-

-

-


“ WAH DEMI APA? SIAPA? “ jeonghan tiba-tiba memukul meja karena kaget dan suaranya mengagetkan semua orang di cafenya membuat minghao menariknya turun kembali.


“ ih kak jangan teriak, kaget tuh customernya! “ bisik minghao.


“ eh iya maaf ya... maaf... siapa orangnya hao? “ jeonghan membungkuk meminta maaf ke arah customernya lalu kembali menunduk.


“ dia ga ngasih tau siapa sih tapi kayanya gue tau siapa... “


“ siapa? spill “


“ rahasia “


“ ih cepet, gaakan gue sebarin “


“ kepo, gaakan kenal juga wle “ minghao menjulurkan lidahnya lalu lari kearah dapur.


jeonghan hampir saja akan mengejarnya tapi berhenti dan mengusap dadanya pelan-pelan karena ia tidak ingin menakuti dan mengagetkan customernya lagi.


“ aku sabar, aku tenang :) “