membuncah dan ruah
kala itu hujan. tak terlalu deras, namun cukup mampu membuat dua insan remaja -yang masih berbalut kemeja putih dengan rok abu-abu selutut- itu enggan untuk menerobos.
berdiam diri di halte bus ketika hujan melanda merupakan pilihan yang seharusnya bukan menjadi alternatif. sebab sekarang ini mereka terjebak. perlahan-lahan tetes hujan menempias ke arah mereka. minju -salah satu dari gadis yang berteduh- merasa mulai diterkam oleh dingin. spontan ia berusaha menghangatkan dirinya dengan mengusap kedua telapak tangannya. tetapi tetap saja, badannya memang terlalu sensitif. gerak-gerik minju tak sengaja tertangkap dari ekor mata gadis yang mungkin lebih tinggi seperkian senti dari dirinya. “dingin ya kak? harusnya tadi lo iyain aja tawaran kak ryujin buat pulang bareng.”
sontak minju menoleh ke arah gadis di sampingnya. “hah? engga kok jin, aku emang lagi flu aja makanya rada sensitif sedikit. serius deh!” ujar minju berusaha meyakinkan yujin, gadis di sebelahnya. minju sadar pasti jika sekarang ini yujin merasa khawatir dan tak enak hati.
hujan turun semakin deras, yujin tak bisa melakukan apa-apa selain menghela napas dengan pasrah. “kalau lo tadi ikut sama kak ryujin kayanya sekarang lo bisa istirahat di rumah sambil makan mie deh kak.. mana habis rapat osis juga kan? pasti lo capek banget. huhu maaf ya kak.” terdengar kian sendu, menarik insting minju untuk mengelus punggung adik tingkatnya itu. “beneran gapapa tauuu,” ada jeda pada ucapan minju “kamu mau hujan-hujan, engga?”
yujin membelalakkan matanya, takut-takut jika ia salah dengar ucapan kakak tingkat di sebelahnya sebab suara hujan juga ikut serta meramaikan percakapan mereka. “gue engga salah denger kan kak, kalau lo ngajakin hujan-hujanan?” tanya yang lebih muda untuk memastikan.
minju membalas dengan anggukan. “iya yujin, aku emang ngajakin kamu hujan-hujanan, yuk?” dengan impulsif minju menarik pergelangan tangan yujin ke dalam derasnya rintikkan air hujan. tak ada perlawanan dari yujin, pikirannya belum sepenuhnya memproses. terlebih lagi, di hadapannya minju tampak dengan senang menikmati dirinya diguyur oleh tetesan air hujan. minju mendekati yunjin dan menggenggam kedua pergelangan tangannya, yujin hanya bisa mengukuti. senandung dilantunkan dari bibir tipis minju. jika yujin tak salah, minju sempat memposting lagu tersebut beberapa hari yang lalu.
And I can still see it all (in my mind)
All of you, all of me (intertwined)
I once believed love would be (black and white)
But it's golden (golden)
dengan raut wajah tenang, minju menatap yujin lamat-lamat. berbeda dengan keadaan jantungnya yang membuncah seakan-akan batas ledakannya semakin menipis. “yujin aku suka kamu.” hanya empat kata. namun perkataan minju mampu terdengar jelas oleh yujin di tengah ruah hujan yang deras.